Saturday, 3 September 2016

…..WA……..DESU [ ……は…..です] (Bagian I)



Dalam pembahasan kali ini, Penulis akan membagi informasi mengenai [ ……WA….DESU]. Dalam Bahasa Jepang dituliskan [……….です].

Titik-titik pertama kita akan isi dengan “subjek” , subjeknya bisa orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua tunggal, orang kedua jamak, dll.
Untuk titik-titik yang berikutnya kita akan isi dengan “obyek”, obyeknya kita isi dengan kata-kata yang berkaitan dengan jabatan, relasi, dll.

[WA] dalam pola kalimat ini adalah “partikel” . Dalam Bahasa Inggris [WA] dianggap sebagai to be “is atau are”, yang berfungsi bisa sebagai arti “adalah” dan sebagai partikel yang menerangkan subjek yang sedang dibicarakan. Kadangkala [WA] yang berarti “adalah”, artinya diabaikan saja.
Perlu diperhatikan, dalam kalimat Bahasa Jepang, karena [WA] dalam pola kalimat ini berfungsi sebagai partikel, maka [WA] ditulis dengan huruf []  bukan []. Kalau secara membaca biasa huruf [] dibaca [HA] sedangkan [] dibaca [WA]. Akan tetapi karena huruf [] disini sebagai partikel, maka dibaca [WA] buka [HA].

[DESU] bisa diucapkan tanpa [U] yaitu [DES]. [DESU] tidak mempunya arti, dan merupakan sebagai penutup sebuah kalimat yang berfungsi menyopankan. [DESU] diletakaan selalu dibelakang kalimat biasanya setelah kata benda, kata keterangan waktu,tempat dll. bukan setelah partikel tertentu.

Untuk lebih jelasnya mari kita belajar kalimat berikut ini.
**A. KALIMAT POSITIF**
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya [adalah] Suzuki)
     2. Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
     3. Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
     4. Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah] trainee)
     5. Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan Yoshida [adalah] seorang guru)

CATATAN:
*[adalah] dalam terjemahan bisa diucapkan bisa tidak. Walaupun tidak diucapkan juga akan dimengerti.
*Dalam kalimat ke-5 di atas setelah nama orang ada [SAN] artinya [tuan, nyonya, ibu, bapak, mbak, saudara, nona dan sejenisnya] .
Penempatan [san ] diletakkan setelah nama orang dan diucapkan untuk orang lain bukan untuk diri sendiri.
Contoh: Yamada san, Hitomi san, Okida san, dll.

Kalau untuk menyebutkan nama sendiri tidak perlu dibelakang nama kita diberi embel-embel “SAN”, tapi nama saja (lihat contoh kalimat no.1 di atas).
Akhiran “san” dipergunakan untuk umum, artinya boleh digunakan setara, ke bawah atau ke atas baik usia maupun jabatannya.
Bicara tentang “SAN”, ada lagi yang semacam ini yaitu “SAMA, KUN, CHAN” (artinya sama dengan “SAN”.
Penempatan akhiran “SAMA, KUN, CHAN” sama seperti “SAN” yaitu ditempatkan setelah nama orang lain, akan tetapi sedikit berbeda.
Mari kita lihat perbedaannya berikut ini:
SAMA              = bentuk lebih sopan dari “SAN”
SAN                  = bentuk sopan
KUN                  = biasanya diucapkan kepada teman bicara yang laki-laki yang usia atau jabatannya
                                setara atau dibawah si pembicara.
CHAN               = biasanya diucapkan kepada anak kecil, menarik/lucu, kadang diucapkan kepada orang
                                yang sudah akrab sekali.

**B. KALIMAT NEGATIVE/PENYANGKALAN**
                Untuk membuat kalimat negative mudah sekali. Bentuk pola kalimatnya tetap “….WA….DESU’ hanya saja penutup/penyopan kalimat  “..DESU” yang terdapat pada kalimat positive tinggal kita ganti saja dengan akhiran “dewa arimasen atau jha arimasen” yang artinya “TIDAK atau BUKAN”.
Mari kita perhatikan kalimat berikut ini:
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya [adalah] Suzuki)
(-) 1. Watashi wa Suzuki san dewa arimasen atau Watashi wa Suzuki san jha arimasen.(=Saya bukan Pak Suzuki)
Penjelasan: Tentu Pembaca akan bertanya-tanya kenapa dalam kalimat (+) 1. Nama orang Nano tidak diiikuti dengan  “SAN” sedangkan pada kalimat (-)1.  diikuti “SAN”. Ini karena pada kalimat positive subjek yang sedang dibicarakan adalah diri sendiri sedangkan untuk kalimat negative subjek yang sedang dibicarakan adalah orang lain, oleh sebab itu diberi “SAN”.

(+) 2. Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
(-)Watashi wa kaishain dewa arimasen atau watashi wa kaishain jha arimasen. (=Saya bukan [seorang] karyawan).

(+) 3. Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
(-) 3. Anata wa isha dewa arimasen atau Anata wa isha jya arimasen. (Anda bukan [seorang] dokter).

(+) 4. Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah] trainee)
(-) 4. Anata tachi wa kenshuusei dewa arimasen atau Anata tachi wa kenshuusei jya arimasen. (=Anda sekalian bukan [seorang] trainee.)

(+)5. Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan Yoshida [adalah] seorang guru)
(-) 5. Yoshida san wa sensei dewa arimasen atau Yoshida san wa sensei jya arimasen. (Tuan Yoshida buka [seorang] guru).

Penjelasan: Akhiran “dewa arimasen” biasanya sering dipergunakan dalam tulisan dll., sedangkan “jya arimasen” sering kita jumpai dalam percakapan, akan tetapi keduanya juga dipakai dalam percakapan.

**C. KALIMAT TANYA**
                Untuk membuat kalimat tanya dalam pola kalimat ini sama mudahnya seperti membuat kalimat bentuk negative. Yaitu kita ambil dari bentuk kalimat positive di atas “….WA….DESU” , kemudian kata penyopan “..DESU” kita tambahkan saja dengan akhiran “KA” (=arti: “APAKAH”) sebagai ciri bentuk pertanyaan . Maka kalimat tanya pola kalimatnya akan menjadi  “…WA…DESUKA”.
Mari kita cermati perubahan kalimat positive di atas menjadi kalimat tanya berikut ini:
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya [adalah] Suzuki)
Seperti penjelasan di atas, untuk kalimat tanya dari kalimat positive tinggal dibelakang kalimat yaitu setelah “DESU” ditambahkan “KA” saja.
Maka untuk kalimat tanya dari kalimat no. 1 di atas menjadi:
(?) 1.[ Watashi wa Suzuki desuka? (Apakah saya [adalah] Suzuki) ]

Penjelasan kalimat 1:
Secara kalimat tanya adalah seperti di atas, tapi kalau kita cermati dari artinya seolah-olah Ia (Suzuki) bertanya pada dirinya sendiri “apakah saya Suzuki” kan jadi terasa aneh atau dalam tanda kutip apakah ia sedang lupa ingatan? Kalau begitu kondisinya bisa mungkin kalimat tersebut dilontarkan kepada teman bicaranya.

Untuk kalimat berikutnya, perubahannya adalah sebagai berikut:
(+) 2. Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
(?) 2. Watashi tachi wa kaishain desuka? (Apakah kami [adalah] karyawan?)

(+) 3. Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
(?) 3. Anata wa isha desuka? (Apakah anda seorang dokter?)

 (+) 4. Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah] trainee)
(?) 4. Anata tachi wa kenshuusei desuka? (Apakah anda sekalian trainee?)

 (+) 5. Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan Yoshida [adalah] seorang guru)
(?) 5. Yoshida san wa sensei desuka? (Apakah tuan Yoshida seorang guru?)

CATATAN:
**Intonasi akhiran [...KA] pada penyopan kalimat [...DESUKA] saat diucapkan agak naik ke atas seperti kalimat pertanyaan dalam kalimat Bahasa Indonesia**
**Untuk menjawab dari kalimat pertanyaan, apabila kalimat tanya tidak menggunakan kata tanya maka dijawab dengan [Hai,....wa...desu(=Yah,...) untuk jawaban kalimat positive dan [iie,....wa...dewa/jya arimasen (=Tidak/bukan, ....bukan/tidak....), akan tetapi apabila kalimat tanya menggunakan kata tanya maka jawabannya mutlak tidak menggunakan [HAI] atau [IIE] tapi dijawab dengan kata tanya yang dimaksud.

Mari kita lihat jawaban dari kalimat pertanyaan di atas...
(?) 1.[ Watashi wa Suzuki desuka? (Apakah saya [adalah] Suzuki) ]
Jawab: Hai, anata wa Suzuki san desu (Yah, anda adalah Tuan Suzuki)
                Iie, anata wa Suzuki san dewa arimasen / jya arimasen. (Bukan, anda bukan tuan Suzuki)
(?) 2. Watashi tachi wa kaishain desuka? (Apakah kami [adalah] karyawan?)
Jawab: Hai, anata tachi wa kaishain desu. (=Yah, saudara sekalian adalah karyawan)
                Iie, anata tachi wa kaishain dewa arimasen / jya arimasen. (Bukan, saudara sekalian bukan karyawan)
(?) 3. Anata wa isha desuka? (Apakah anda seorang dokter?)
Jawab:  Hai, watashi wa isha desu. (=Yah, saya seorang dokter)
                Iie, watashi wa isha dewa arimasen / jya arimasen. (=Bukan, saya buka dokter.)
(?) 4. Anata tachi wa kenshuusei desuka? (Apakah anda sekalian trainee?)
Jawab   : Hai, watashi tachi wa kenshuusei desuk. (=Yah, kami [adalah] trainee)
                  Iie, watashi tachi wa kenshuusei dewa arimasen/jya arimasen. (=Bukan, kami bukan trainee)
 (?) 5. Yoshida san wa sensei desuka? (Apakah tuan Yoshida seorang guru?)
Jawab   : Hai, Yoshida san wa sensei desu. (=Yah, Tuan Yoshida seorang guru)

Kelima kalimat tanya di atas perlu jawaban [HAI] atau [IIE], tapi untuk kalimat berikut ini tidak perlu jawaban [HAI] atau [IIE] karena seperti yang sudah dijelaskan di atas di dalamnya mengandung kata tanya.
1. Anata wa dare desuka? (=anda siapa?)
Jawab: watashi wa kenshuusei desu. (=Saya seorang trainee).
2. Toire wa doko desuka? (=Toilet nya dimana?)
Jawab: Toire wa asoko desu. (=Toiletnya di sana.)
**Dare dan Doko dalam kalimat tanya di atas adalah kata tanya, jadi untuk menjawabnya juga sesuai kata tanya yang dimaksud, mutlak tidak perlu jawaban HAI atau IIE**.

.....SAMPAI DI SINI DULU YA TEMAN-TEMAN MATERI MENGENAI [...WA...DESU] BAGIAN 1. MARI KITA KITA IKUTI KELANJUTAN [..WA...DESU] PADA BAGIAN 2. IKUTI TERUS BLOG KANG NANO DARI PEMBAHARUAN YANG TERDAHULU AGAR MENGERTI JALAN CERITANYA.....

BERTANYA KABAR



Topik ini membahas tentang salam “aisatsu” yang digunakan pada saat kita baru berjumpa kembali setelah sekian lama tidak bertemu.

           Kata – kata yang biasa digunakan saya menanyakan kabar biasanya sebagai berikut:
*Apa kabar ?/bagaimana kabarmu? = Ogenki desuka (bentuk sopan biasa), okawari arimasenka (lebih sopan dari bentuk kalimat tanya ogenki desuka), Go kigen ikaga desuka? (
*Lama tak berjumpa/bertemu = Shibaraku desu (bentuk sopan), Ohisashiburi desu (bentuk lebih sopan daripada shibaraku desu).
*Berkat doa anda = Okage sama de (bentuk sopan merendahkan diri)
*Genki = sehat/ baik-baik saja.
*Genki dewa arimasen = [saya]  tidak sehat
                                                                           
Contoh percakapan 1:
Nano                     : “Machida san...ohisashiburi desu .”
                               (“Tuan Machida...lama [kita]tak berjumpa .”)
Machida               : “A’...Nano san, ohisashiburi desu. Ogenki desuka?”
                              (“Oh..Pak Nano, lama tak berjumpa. Apa kabar [mu]?)
Nano                     : “Hai, okage sama de genki desu. Machida san wa okawari arimasenka ?”
                                  (“Yah,berkat doa Bapak saya sehat . Kalau Machida san bagaimana kabarnya?”)
Machida               : “Hai, watashi mo genki desu”.
                                 (“Yah, saya juga baik-baik saja”.)

**Dalam konteks percakapan 1 ini posisi Machida sebagai atasannya Nano**.

Contoh percakapan 2:
Hakata                     : “Machida san...shibaraku desu”.
                                 (“Tuan Machida...lama [ kita ] tidak berjumpa.”)
Machida               : “A’...Hakata san, shibaraku desu. Ogenki desuka?”
                                 “Oh...Pak Hakata, lama [kita] tak berjumpa. Apa kabar? “
Hakata                     : “Hai, genki desu. Machida san mo ogenki desuka?”
                                “Yah, saya sehat. Pak Machida juga sehat?”
Machida               : “Hai, watashi mo genki desu.”
                                ( “ Ya, saya juga sehat”.)

**Dalam konteks contoh percakapan 2 ini posisi Hakata sederajat atau lebih atas daripada Machida”.

             Pada dasarnya  “Ogenki desuka” adalah kalimat sopan, bisa digunakan kepada sesama atau lebih bawah daripada kita baik jabatan maupun usia. Akan tetapi untuk lebih hormat lagi terhadap orang yang usia maupun jabatannya lebih atas daripada kita, alangkah baiknya kita pakai bahasa yang lebih sopan yaitu " Okawari arimasenka?.." (=artinya sama apa kabar seperti Ogenki desuka), yang merupakan kata lebih sopan daripada "Ogenki desuka?".
Orang yang bisa menempatkan kata/kalimat yang baik kepada teman bicara kita, itu merupakan sebagai perwujudan diri tahu bersopan santun.Dengan demikian, teman bicara kita juga akan menilai diri kita dari ucapan yang kita pergunakan ketika berkomunikasi dengan teman bicara kita.

      Sekian sekilas tentang informasi bertanya kabar dalam bahasa Jepang, dan semoga bermanfaat...