Dalam pembahasan
kali ini, Penulis akan membagi informasi mengenai [ ……WA….DESU]. Dalam Bahasa
Jepang dituliskan [……は….です].
Titik-titik
pertama kita akan isi dengan “subjek” , subjeknya bisa orang pertama tunggal,
orang pertama jamak, orang kedua tunggal, orang kedua jamak, dll.
Untuk titik-titik yang berikutnya kita akan
isi dengan “obyek”, obyeknya kita isi dengan kata-kata yang berkaitan dengan
jabatan, relasi, dll.
[WA] dalam pola
kalimat ini adalah “partikel” . Dalam Bahasa Inggris [WA] dianggap sebagai to be “is atau are”, yang berfungsi bisa sebagai
arti “adalah” dan sebagai partikel yang menerangkan subjek yang sedang
dibicarakan. Kadangkala [WA] yang berarti “adalah”, artinya diabaikan saja.
Perlu diperhatikan, dalam kalimat Bahasa
Jepang, karena [WA] dalam pola kalimat ini berfungsi sebagai partikel, maka
[WA] ditulis dengan huruf [は] bukan [わ]. Kalau secara membaca biasa huruf [は] dibaca [HA]
sedangkan [わ]
dibaca [WA]. Akan tetapi karena huruf [は] disini sebagai partikel, maka dibaca [WA] buka [HA].
[DESU] bisa
diucapkan tanpa [U] yaitu [DES]. [DESU] tidak mempunya arti, dan merupakan
sebagai penutup sebuah kalimat yang berfungsi menyopankan. [DESU] diletakaan
selalu dibelakang kalimat biasanya setelah kata benda, kata keterangan
waktu,tempat dll. bukan setelah partikel tertentu.
Untuk lebih jelasnya mari kita belajar
kalimat berikut ini.
**A.
KALIMAT POSITIF**
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya
[adalah] Suzuki)
2.
Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
3.
Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
4.
Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah] trainee)
5.
Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan Yoshida [adalah] seorang guru)
CATATAN:
*[adalah] dalam terjemahan bisa diucapkan
bisa tidak. Walaupun tidak diucapkan juga akan dimengerti.
*Dalam kalimat ke-5 di atas setelah nama
orang ada [SAN] artinya [tuan, nyonya, ibu, bapak, mbak, saudara, nona dan
sejenisnya] .
Penempatan [~san ] diletakkan
setelah nama orang dan diucapkan untuk orang lain bukan untuk diri sendiri.
Contoh: Yamada san, Hitomi san, Okida san,
dll.
Kalau untuk menyebutkan nama sendiri tidak
perlu dibelakang nama kita diberi embel-embel “SAN”, tapi nama saja (lihat
contoh kalimat no.1 di atas).
Akhiran “~san” dipergunakan
untuk umum, artinya boleh digunakan setara, ke bawah atau ke atas baik usia
maupun jabatannya.
Bicara tentang “~SAN”, ada lagi
yang semacam ini yaitu “~SAMA,
~KUN, ~CHAN” (artinya
sama dengan “~SAN”.
Penempatan akhiran “~SAMA, ~KUN, ~CHAN” sama
seperti “~SAN”
yaitu ditempatkan setelah nama orang lain, akan tetapi sedikit berbeda.
Mari kita lihat perbedaannya berikut ini:
~SAMA = bentuk lebih sopan dari “~SAN”
~SAN = bentuk sopan
~KUN =
biasanya diucapkan kepada teman bicara yang laki-laki yang usia atau jabatannya
setara atau
dibawah si pembicara.
~CHAN = biasanya diucapkan kepada anak
kecil, menarik/lucu, kadang diucapkan kepada orang
yang sudah
akrab sekali.
**B.
KALIMAT NEGATIVE/PENYANGKALAN**
Untuk
membuat kalimat negative mudah sekali. Bentuk pola kalimatnya tetap
“….WA….DESU’ hanya saja penutup/penyopan kalimat “..DESU”
yang terdapat pada kalimat positive tinggal kita ganti saja dengan akhiran “dewa arimasen atau jha arimasen”
yang artinya “TIDAK atau BUKAN”.
Mari kita perhatikan kalimat berikut ini:
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya [adalah] Suzuki)
(-) 1. Watashi wa Suzuki san dewa arimasen atau Watashi wa Suzuki san jha
arimasen.(=Saya bukan
Pak Suzuki)
Penjelasan: Tentu Pembaca akan bertanya-tanya kenapa dalam
kalimat (+) 1. Nama orang Nano tidak diiikuti dengan “SAN” sedangkan pada kalimat (-)1. diikuti “SAN”. Ini karena pada kalimat positive
subjek yang sedang dibicarakan adalah diri sendiri sedangkan untuk kalimat
negative subjek yang sedang dibicarakan adalah orang lain, oleh sebab itu
diberi “SAN”.
(+) 2. Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
(-)Watashi wa kaishain dewa arimasen atau watashi wa kaishain jha arimasen. (=Saya bukan
[seorang] karyawan).
(+) 3. Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
(-) 3. Anata wa isha dewa arimasen atau Anata wa isha jya arimasen. (Anda bukan
[seorang] dokter).
(+) 4. Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah]
trainee)
(-) 4. Anata tachi wa kenshuusei dewa arimasen atau Anata tachi wa
kenshuusei jya arimasen.
(=Anda sekalian bukan
[seorang] trainee.)
(+)5. Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan
Yoshida [adalah] seorang guru)
(-) 5. Yoshida san wa sensei dewa arimasen atau Yoshida san wa
sensei jya arimasen. (Tuan
Yoshida buka [seorang] guru).
Penjelasan: Akhiran “dewa arimasen” biasanya sering
dipergunakan dalam tulisan dll., sedangkan “jya arimasen” sering kita jumpai
dalam percakapan, akan tetapi keduanya juga dipakai dalam percakapan.
**C.
KALIMAT TANYA**
Untuk
membuat kalimat tanya dalam pola kalimat ini sama mudahnya seperti membuat
kalimat bentuk negative. Yaitu kita ambil dari bentuk kalimat positive di atas
“….WA….DESU” , kemudian kata penyopan “..DESU” kita tambahkan saja dengan
akhiran “KA” (=arti: “APAKAH”) sebagai ciri bentuk pertanyaan . Maka kalimat tanya pola kalimatnya akan
menjadi “…WA…DESUKA”.
Mari kita cermati
perubahan kalimat positive di atas menjadi kalimat tanya berikut ini:
(+) 1. Watashi wa Suzuki desu. (Saya [adalah] Suzuki)
Seperti penjelasan di
atas, untuk kalimat tanya dari kalimat positive tinggal dibelakang kalimat
yaitu setelah “DESU” ditambahkan “KA” saja.
Maka untuk kalimat tanya
dari kalimat no. 1 di atas menjadi:
(?) 1.[ Watashi wa Suzuki
desuka? (Apakah saya [adalah] Suzuki) ]
Penjelasan kalimat 1:
Secara kalimat tanya adalah seperti di atas, tapi
kalau kita cermati dari artinya seolah-olah Ia (Suzuki) bertanya pada dirinya
sendiri “apakah saya Suzuki” kan jadi terasa aneh atau dalam tanda kutip apakah
ia sedang lupa ingatan? Kalau begitu kondisinya bisa mungkin kalimat tersebut
dilontarkan kepada teman bicaranya.
Untuk kalimat berikutnya,
perubahannya adalah sebagai berikut:
(+) 2. Watashi tachi wa kaishain desu. (Kami [adalah] karyawan)
(?) 2. Watashi tachi wa
kaishain desuka? (Apakah kami [adalah] karyawan?)
(+) 3. Anata wa isha desu. (Anda [adalah] seorang dokter)
(?) 3. Anata wa isha desuka? (Apakah anda seorang dokter?)
(+) 4.
Anata tachi wa kenshuusei desu. ( Anda sekalian [adalah] trainee)
(?) 4. Anata tachi wa
kenshuusei desuka? (Apakah anda sekalian trainee?)
(+) 5.
Yoshida san wa sensei desu. ( Tuan Yoshida [adalah] seorang guru)
(?) 5. Yoshida san wa
sensei desuka? (Apakah tuan Yoshida seorang
guru?)
CATATAN:
**Intonasi akhiran [...KA] pada penyopan kalimat
[...DESUKA] saat diucapkan agak naik ke atas seperti kalimat pertanyaan dalam
kalimat Bahasa Indonesia**
**Untuk menjawab dari kalimat pertanyaan, apabila
kalimat tanya tidak menggunakan kata tanya maka dijawab dengan [Hai,....wa...desu(=Yah,...)
untuk jawaban kalimat positive dan [iie,....wa...dewa/jya arimasen
(=Tidak/bukan, ....bukan/tidak....), akan tetapi apabila kalimat tanya
menggunakan kata tanya maka jawabannya mutlak tidak menggunakan [HAI] atau
[IIE] tapi dijawab dengan kata tanya yang dimaksud.
Mari kita lihat
jawaban dari kalimat pertanyaan di atas...
(?) 1.[ Watashi wa Suzuki
desuka? (Apakah saya [adalah] Suzuki) ]
Jawab: Hai, anata wa
Suzuki san desu (Yah, anda adalah Tuan Suzuki)
Iie, anata wa Suzuki san dewa arimasen / jya arimasen.
(Bukan, anda bukan tuan Suzuki)
(?) 2. Watashi tachi wa
kaishain desuka? (Apakah kami [adalah] karyawan?)
Jawab: Hai, anata tachi
wa kaishain desu. (=Yah, saudara sekalian adalah karyawan)
Iie, anata tachi wa kaishain dewa arimasen / jya
arimasen. (Bukan, saudara sekalian bukan karyawan)
(?) 3. Anata wa isha
desuka? (Apakah anda seorang dokter?)
Jawab: Hai, watashi wa isha desu. (=Yah, saya seorang
dokter)
Iie, watashi wa isha dewa arimasen / jya arimasen.
(=Bukan, saya buka dokter.)
(?) 4. Anata tachi wa
kenshuusei desuka? (Apakah anda sekalian trainee?)
Jawab : Hai, watashi tachi wa kenshuusei desuk.
(=Yah, kami [adalah] trainee)
Iie, watashi
tachi wa kenshuusei dewa arimasen/jya arimasen. (=Bukan, kami bukan trainee)
(?) 5. Yoshida san wa sensei desuka? (Apakah
tuan Yoshida seorang guru?)
Jawab : Hai, Yoshida san wa sensei desu. (=Yah,
Tuan Yoshida seorang guru)
Kelima kalimat tanya di
atas perlu jawaban [HAI] atau [IIE], tapi untuk kalimat berikut ini tidak perlu
jawaban [HAI] atau [IIE] karena seperti yang sudah dijelaskan di atas di
dalamnya mengandung kata tanya.
1. Anata wa dare desuka? (=anda siapa?)
Jawab: watashi wa kenshuusei desu. (=Saya seorang trainee).
2. Toire wa doko desuka? (=Toilet nya dimana?)
Jawab: Toire wa asoko
desu. (=Toiletnya di sana.)
**Dare dan Doko dalam
kalimat tanya di atas adalah kata tanya, jadi untuk menjawabnya juga sesuai
kata tanya yang dimaksud, mutlak tidak perlu jawaban HAI atau IIE**.
.....SAMPAI DI SINI DULU
YA TEMAN-TEMAN MATERI MENGENAI [...WA...DESU] BAGIAN 1. MARI KITA KITA IKUTI
KELANJUTAN [..WA...DESU] PADA BAGIAN 2. IKUTI TERUS BLOG KANG NANO DARI
PEMBAHARUAN YANG TERDAHULU AGAR MENGERTI JALAN CERITANYA.....